
Converse adalah salah satu merek sepatu yang paling dikenal di dunia, tetapi tahukah Anda bagaimana merek ini bermula? Sepatu Converse, yang sekarang menjadi simbol budaya pop dan fashion, memiliki sejarah panjang yang dimulai pada awal abad ke-20.
1. Awal Mula: Didirikan pada 1908
Converse didirikan pada tahun 1908 oleh Marquis Mills Converse di Malden, Massachusetts, Amerika Serikat. Awalnya, perusahaan ini fokus pada pembuatan sepatu karet dan perlengkapan olahraga lainnya, seperti sepatu untuk basket dan bola voli. Meskipun pada awalnya perusahaan ini tidak langsung menjadi terkenal, mereka memiliki komitmen pada kualitas yang tinggi.
2. Converse All Star: Ikon Basket yang Lahir pada 1917
Pada tahun 1917, Converse meluncurkan model sepatu yang dikenal sebagai All Star. Sepatu ini dirancang khusus untuk para pemain basket profesional dan amatir. Namun, yang membuatnya ikonik adalah pada tahun 1921, pemain basket legendaris, Chuck Taylor, mulai bekerja sebagai duta merek dan memberikan banyak masukan dalam pengembangan sepatu tersebut.
3. Chuck Taylor dan Penambahan Nama pada Sepatu
Chuck Taylor, seorang pemain basket terkenal yang dikenal dengan gaya permainan yang agresif, menjadi bagian penting dalam sejarah Converse. Pada tahun 1932, Chuck Taylor bergabung dengan Converse sebagai promotor dan juga konsultan desain. Ia sangat berperan dalam pengembangan sepatu All Star agar lebih nyaman dan fungsional untuk pemain basket. Karena kontribusinya yang sangat besar, Converse kemudian menambahkan nama “Chuck Taylor” ke dalam nama sepatu tersebut. Sejak itu, Converse Chuck Taylor All Star menjadi sepatu wajib bagi pemain basket.
4. Popularitas Sepatu Converse di Kalangan Remaja (1950-1960an)
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Converse All Star mulai dikenal di luar dunia olahraga, terutama di kalangan remaja. Sepatu ini mulai dipakai oleh banyak orang di luar lapangan basket, termasuk oleh para musisi, pelajar, dan subkultur yang lebih memilih gaya kasual. All Star menjadi simbol kebebasan dan pemberontakan bagi generasi muda, seiring dengan kebangkitan musik rock ‘n roll dan gerakan counterculture.
5. Era 1980-an hingga 1990-an: Kesulitan dan Kebangkitan
Pada akhir 1970-an dan 1980-an, popularitas Converse mulai merosot karena munculnya merek sepatu olahraga lain yang lebih inovatif, seperti Nike dan Adidas. Converse menghadapi kesulitan finansial dan sempat keluar dari pasar sepatu basket. Namun, pada 1990-an, sepatu ini mulai mendapatkan popularitas kembali berkat iklan dan kolaborasi dengan berbagai selebriti dan musisi. Sepatu ini menjadi simbol gaya hidup alternatif dan punk.
6. Penjualan ke Nike (2003)
Pada tahun 2003, Converse diakuisisi oleh perusahaan raksasa olahraga, Nike, dengan harga sekitar 305 juta dolar AS. Meskipun diambil alih oleh Nike, Converse tetap mempertahankan identitasnya sebagai merek yang merayakan gaya kasual dan budaya alternatif. Di bawah kepemilikan Nike, Converse terus berkembang dan memperkenalkan berbagai model baru yang tetap mempertahankan warisan desainnya.
7. Converse Hari Ini: Sebuah Ikon Budaya Pop
Saat ini, Converse adalah merek global yang dikenal dengan berbagai desain sepatu klasiknya, seperti Chuck Taylor All Star, Converse One Star, dan berbagai kolaborasi edisi terbatas dengan desainer dan merek besar lainnya. Sepatu Converse tidak hanya dikenakan oleh para pemain basket atau penggemar olahraga, tetapi juga oleh orang-orang dari berbagai kalangan yang ingin menunjukkan gaya unik mereka.
Merek ini terus menjadi bagian penting dalam dunia musik, seni, dan mode. Dengan desain yang ikonik dan berbagai kolaborasi dengan para seniman, Converse tetap mempertahankan statusnya sebagai simbol kebebasan dan kreativitas.
Kesimpulan
Sejarah Converse mencerminkan perjalanan dari sebuah merek olahraga menjadi sebuah fenomena budaya global. Sepatu ini tidak hanya berfungsi sebagai alas kaki, tetapi juga menjadi simbol dari berbagai generasi yang berani mengekspresikan diri mereka, baik di lapangan basket, di jalanan, maupun di dunia mode.